Eyang Hasan Maolani : Otobiografi dari Lengkong ke Menado Sulawesi Utara

Otobiografi Eyang Hasan Maolani dari Lengkong Kuningan Jawa Barat ke Menado Sulawesi Utara

Artikel diperbarui April 2020

Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT. atas segala limpahan nikmat dan karunia-NYA. Shalawat serta salam-NYA semoga terlimpahkan selamanya kepada penghulu kita, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, kepada sanak keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa mengikuti dan melestarikan ajarannya.

Dalam kitab Al Iqtibas Min Al Qirthas, al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Athas telah menyatakan, "Sebaik-baiknya amal adalah membukukan, menyebarluaskan dan mengikuti jejak hidup orang-orang saleh yang telah di anugerahi karunia besar oleh Allah untuk mengabdikan diri kepada-NYA dengan pengabdian yang luar biasa. Mereka telah di jadikan imam(pemimpin) yang perlu di ikuti jejak hidupnya". Di dalam Al Qur'an dan hadits banyak di sebutkan tentang sejarahh hidup orang-orang saleh dan kita di anjurkan untuk menghormati serta memuliakan kedudukan mereka, sebab diantara mereka ada yang di jadikan perumpamaan bagi orang-orang yang beriman.

Baca Juga :
1. Otobiografi Eyang Hasan Maolani Dari Lengkong Ke Menado
2. Kelahiran dan Nasab Eyang Hasan Maolani
3. Masa Kecil Eyang Hasan Maolani

Diantara mereka (orang-orang saleh), ada yang andai kata ia bersumpah atas nama Allah, pasti permohonannya akan di kabulkan oleh Allah. Diantara mereka ada yang di jadikan sebagai orang-orang yang apabila mereka berjalan di suatu jalanan, maka syetan akan menempuh jalanan yang lain. Diantara mereka ada yang di jadikan sebagai orang-orang yang mana mencintai mereka sebagai tanda iman dan membenci mereka sebagai pertanda kemunafikan. Diantara mereka ada yang Nabi Saw. sengaja berpesan kepada sahabat-sahabatnya untuk memohon doa dari padanya, yaitu seorang yang bernama Uwais al-Qarni. Diantara mereka ada yang dijadikan sebagai orang yang membawa agama ini dengan baik sehingga ia dapat menolak pemalsuan orang-orang ekstrimis, penyelewengan orang-orang yang sesat dan penta'wilan orang-orang yang bodoh. Diantara mereka ada yang dijadikan sebagai orang-orang yang selalu unggul di setiap abad, Jangan lupa akan kisah Ashabul Kahfi, tentang Dzul Qornain, Luqman al-Hakim, tentang seorang mu'min dari keluarga Yasiin dan seorang mu'min dari keluarga Fir'aun.

Allah menjadikan kisah orang-orang saleh sebagai pelajaran untuk mengkokohkan keimanan dan sebagai contoh, suri tauladan bagi orang-orang yang mengikuti jalan petunjuknya. Karena itu, Allah SWT. berfirman dalam surat al-Araf ayat 176 :

فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya :

"Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir"

Dengan menceritakan sejarah hidup orang-orang saleh di harapkan orang yang mendengar atau membacanya akan mengenal dan tertarik serta timbul rasa cinta kepada mereka, orang bilang, "Tak kenal maka tak sayang". Dan diantara faedah dari mencintai orang-orang saleh adalah seperti yang di ungkapkan oleh Syekh Abu Shaleh Hamdun bin Amara al-Qishar al-Naisaburi (ditukil oleh al-Imam al-Qushaeri dalam kitab Risalah-nya), "Barang siapa mempelajari sejarah hidup orang-orang saleh terdahulu, maka ia akan segera mengetahui segala kekurangan dan ketertinggalannya dari orang-orang yang telah berhasil meraih kedudukan tinggi." Hal itu karena jiwa-jiwa manusia pada dasarnya saling terkait antara satu dengan lainnya.

Baca Juga :
4. Masa Belajar Eyang Hasan Maolani
5. Kehidupan Dan Gerakan Dakwah Eyang Hasan Maolani

Dalam sebuah hadits Nabi Saw bersabda :

الأرواح جونودٌ مجندةٌ فما تعارف منها ائتلف
وماتناكر منها إختلف

Artinya :

"Jiwa-jiwa (manusia) itu membentuk kelompok demi kelompok. Jika pernah terjadi suatu perkenalan diantara satu dengan lainnya, maa akan terjadi kerukunan. Sebaliknya jika tidak ada perkenalan, maka akan terjadi pertentangan."

Eyang Hasan Maolani, kita yakin termasuk diantara golongan orang-orang saleh yang kesalehannya patut di teladani - bukan hanya oleh anak keturunannya saja, namun juga oleh setiap generasi setelahnya.Kehidupan Eyang Hasan, dari mulai masa kecilnya, masa belajar dan suluknya, masa perjuangan dan da'wahnya sehingga karena da'wahnya beliau kemudian di buang ke kota Menado (sulawesi utara) oleh kompeni Belanda, di jauhkan dari sanak keluarga dan umatnya sampai akhir hayatnya adalah merupakan suri tauladan yang baik, pieunteungeun bagi kita semua. Sebagai seorang pengamal sekaligus penyebar tarekat Eyang Hasan Maolani sangat ketat sekali dalam menjaga otoritas ketatekatannya. Hal itu bisa kita simak dari surat-surat amanat beliau yang dikirimkan kepada anak-cucunya yang mana jika kita mengaplikasikannya dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, maka sudah cukup untuk menyadarkan kita akan arti hidup dan kehidupan. Dengan demikian, menulis, membukukan dan menyebarluaskan sejarah kehidupan Eyang Hasan Maolani Insya' Allah merupakan salah satu amal baik, seperti apa yang telah di sebutkan dalam kitab Al Iqtibas Min Al Qirthas di atas.

Catatan kecil mengenai kehidupan Eyang Hasan Maolani ini hanyalah sebuah tukilan dari beberapa buku yang pernah penulis baca, diantaranya adalah ; Buku Primbon Eyang Abshori (salah seorang putra Eyang Hasan), buku Wirid Syathariyyah (tulisan KH. Abdul Hamid Kutaraja), buku sejarah Eyang Hasan Maolani, karya A. Tisnawerdaya dan buku Kajian Tentang Perjuangan KH. Hasan Maolani, buah karya Prof. Dr. Hj. Nina Lubis, M.S. ketua Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Bandung, selain juga dari cerita-cerita orang tua yang pernah penulis dengar. Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya, khususnya bagi penulis umumnya bagi siapa saja yang ingin mengambil ibroh dari sejarah kehidupan orang-orang saleh.

Baca Juga :
6. Di Tawan Dan Di Asingkannya Eyang Hasan Maolani Ke Menado Oleh Kolonial Belanda
7. Wafatnya Eyang Hasan Maolani

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, sudah pasti tulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, segala saran, masukan, bahkan kritik yang membangun demi perbaikan tulisan ini kedepan sangat penulis harapkan. Dan atas semua itu penulis menghaturkan jazakumullah ahsanal jaza' .

Wassalam...

Lengkong, 9 Rajab 1429 H

Penulis

al-Faqir Abu Abdillah Hadziq

Semoga Bermanfaat 😊
nimdA Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Belum ada Komentar untuk "Eyang Hasan Maolani : Otobiografi dari Lengkong ke Menado Sulawesi Utara"

Posting Komentar

Terimakasih telah memberikan komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel